Selasa, 10 Februari 2015

Situs Kota Cina, Medan

Ketika mengunjungi Danau Siombak, saya melihat ada penunjuk jalan Situs Kota Cina. Nama yang baru pertama kali saya lihat dan dengar membuat saya penasaran untuk mendatanginya. Dengan semangat keingintahuan saya mengikuti penunjuk jalan tersebut. Saya sempat merasa ragu karena semakin lama jalan menuju situs ini semakin kecil dan masuk ke perkampungan penduduk. Setelah bertanya-tanya, akhirnya sampai juga saya di tempat Situs Kota Cina Ini.




Ketika melihat tempatnya pertama kali, saya sempat ragu karena saya melihat tempat yang begitu kecil sebagai sebuah kota (sebelumnya saya membayangkan kota cina ini seperti candi prambanan). Terlihat beberapa orang pekerja sedang merenovasi sebuah bangunan yang akhirnya saya tahu bangunan tersebut adalah sebuah museum. Didalam museum kita dapat melihat berbagai macam benda-benda kuno, kesemuanya identik dengan kebudayaan china. Peninggalan tersebut berupa Artefak, kapal kuno, guci, manik-manik kaca, arca. Situs Kota Cina diyakini sebagai cikal bakal terbentuknya Kota Medan sekarang yang berasal dari permulaan abad ke12. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya peninggalan atau bukti arkeologis (archeological evidence) yang tertuju pada satu era yakni sejak abad ke12 hingga awal abad ke14, seperti eartenware fragmen (tembikar), porcelain fragmen (keramik), coin (mata uang), glass fragmen (gelas), brickstone fragmen (Batubata berfragmen candi), archa (statue), tulang belulang, atau bahkan sisasisa perahu tua (ships ruins).







Dibahagian belakang bangunan Museum, terdapat sebuah bangunan semacam aula. Ruangan ini dipergunakan untuk tempat bekerja para arkeolog dan sebagai ruangan pertemuan. Dan juga terdapat sebuah tungku tua yang menarik untuk diabadikan.



Situs Kota China di Medan Marelan telah diketahui sejak tahun 1970-an, namun jejak sejarahnya mulai terkuak sejak ditemukanya sebuah arca kuno tepatnya pada saat adanya penggalian tanah menggunakan alat berat untuk penimbunan pembangunan jalan Tol Belmera pada tahun 1986 silam. Terkuburnya jejak sejarah Kota China, yang hingga kini belum habis tergali adalah kerajaan yang makmur dan terdapat pelabuhan laut (bandar)internasional yang dihuni para imigran asal Tiongkok. Di bandar tertua, diperkirakan pada masa Dinasti Song, Kota China yang berada di sebelah utara Kota Medan ini, mengalami kejayaan. Kawasan daratan dan pantai dihuni imigran dari negeri Tiongkok, dengan pelabuhan rakyat serta jalur perdagangan tersibuk. Transaksi perdagangan seperti tembikar, guci, keramik, rempah-rempah dan termasuk arca berlanggam Chola atau India Selatan diperjual belikan. Tidak hanya niaga, tapi dibandar tertua di Kota Medan ini juga berlangsung beragam aktivitas budaya. Bukti dari sejarah pelabuhan ini diketahui, setelah adanya penemuan kayu rangka dari bangkai kapal. Untuk penemuan kayu sisa dari rangka kapal ditemukan di sebelah utara, ditempat itu diyakini sebagai lokasi pelabuhan laut pada masa itu,” ujar, Pak Ade pekerja di Museum Situs Kota China. Kemajuan perdagangan di bandar Kota China mendadak terhenti, setelah kota itu dilanda musibah alam. Kawasan pelabuhan laut yang berkembang pesat, terkubur menjadi daratan. Dari cerita legenda di masyarakat hilangnya Kota China dikarenakan menerima kutukan dan diserang oleh pasukan kepah. Sedangkan sebagian lain beranggapan, kota tempat imigran Tiongkok itu hilang setelah terkena bencana tsunami. Sekitar 5 abad kemudian setelah bandar Kota China terjadi pendangkalan, pelabuhan baru lalu berdiri di kawasan Bandar Labuhan Deli atau saat ini berada di wilayah Kelurahan Pekan labuhan, berjarak sekitar 3 kilometer dari lokasi situs Kota China. Sejarah bandar Labuhan Deli dibangun pada tahun 1814, setelah raja deli ketiga, Tuanku Panglima Pasutan memindahkan pusat pemerintahan Kesultanan Deli dari Deli Tua ke daerah Labuhan Deli.(Sumber: Wikipedia)

Jumat, 06 Februari 2015

Danau Siombak, Medan

Di kota Medan ada Danau? 

Sudah memasuki bulan ke 6 saya sudah berdomisili di kota Medan. Selama di Medan, tempat-tempat yang saya kunjungi untuk refresing ya hanya Mall/Plaza, Gramedia, dan taman-taman kota. Berhubung naluri travelling sudah mulai memuncak, saya iseng-iseng googling tempat-tempat wisata alam di kota Medan. Dan saya terkejut, ternyata ada Danau di Kota Medan.


Berbekal hasil googling di http://www.medanwisata.com/2014/05/danau-siombak-tempat-wisata-di-medan.html, dengan rasa penasaran saya pergi ke danau ini. Danau ini terletak di Jalan Pasar Nipon, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, sekitar 17 km dari pusat kota Medan. Danau Siombak bukanlah danau yang terbentuk secara alami, melainkan buatan. Kawasan ini sebelumnya berupa rawa-rawa. Sekitar tahun 1980an, tanah di rawa-rawa ini dikeruk untuk digunakan sebagai penimbun pembuatan jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera). Bekas pengerukan tanah tersebut akhirnya menjadi danau, dengan luas kurang lebih 40 hektar. 





Banyak warga sekitar yang datang ke Danau Siombak ini untuk memancing, Anda juga dapat memancing sepuasnya di sini, bahkan ikan pancingan anda dapat langsung disantap dengan dibakar atau digoreng. Fasilitas yang ada di Danau Siombak ini antara lain ada Pondok-pondok untuk bersantai yang disewakan untuk para pengunjung. Lokasi ini juga cocok untuk wisata keluarga dimana di sekitar area danau menyediakan fasilitas bermain bagi anak-anak, seperti kolam mini, madi bola, Permainan Outbound, komedi putar anak, Juga tersedia Permainan wahana air seperti Speed Boat,sepeda air, perahu dayung dan lain-lain.
 




Namun sayang, sepertinya semua fasilitas yang ada kurang di rawat. Ketika kami datang, tidak ada penjaganya. Pondok-pondok yang ada sedikit berdebu, dan semua peralatan permainan anak sepertinya banyak yang tidak berfungsi. Ketika melihat ke danau juga terlihat banyak sekali sampah-sampah. Mungkin karena area ini di kelola secara pribadi sehingga tidak mendapat dukungan pemda dalam hal dana dan promosinya.

Jadi, Silahkan berkunjung ke danau ini bagi anda yang penasaran untuk melihat nya.