Senin, 01 Desember 2014

Takengon



Takengon...
Mendengar kota ini bukan hal yang asing bagi saya, karena saya memulai masa kuliah saya dikota Banda Aceh, praktis saja saya sering medengar kata takengon yang merupakan salah satu kota dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sekali waktu mengunjunginya, pun bergaul dengan teman-teman yang berasal dari kota ini.

Diakhir tahun 2013, ingatan tentang kota ini kembali "dipaksa" untuk dibuka kembali. berawal dengan pindah nya program kantor saya dari Padang ke Aceh, sebahagian teman kantor saya sudah direlokasi ke kota Takengon. Ada sebahagian dengan berat hati untuk pindah kesana, maklum akan jauh dari keluarga. Ada satu teman kantor yang akan pindah ke Takengon dengan ikut membawa motor kesayangannya, Yamaha Bison. Saya bercanda "Pak, akhirnya Yamaha Bison berangkat juga ke Aceh ya pak. Dan beliau menjawab, "sebentar lagi kami dan si Kuda (tunggangan orange kesayangan) juga sampai ke Takengon tuh pak, hehe...

Akhirnya, 2 bulan kemudian, doa teman saya tadi terkabul, dan sampai juga lah si Kuda ke kota Takengon. Tentunya ini perjalanan panjang pertama bagi sikuda kesayangan kami, setelah berpindah tangan dari pemilik pertamanya kesaya dari Padang menuju Aceh. walau sebelumnya ia pun telah terbiasa dengan 'kebiasaan' kami menyusuri hampir setiap wilayah diSumatera Barat mulai pegunungan, ngarai, lembah, dataran bahkan pantai. Dan ia selalu menunjukkan ketangguhan dan loyalitasnya (:p) pada kami hingga tiba dikota kecil bernama takengon dan disambut dengan dinginnya udara pegunungan. brrr...




Mungkin sebagian besar orang mengenal Takengon adalah karena kota ini merupakan salah satu penghasil kopi gayo yang sangat terkenal bahkan sampai kemancanegara.Takengon merupakan ibukota Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Indonesia. Kota Takengon terletak di sisi Danau Laut Tawar, di tengah-tengah wilayah provinsi Aceh. Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1200 m di atas permukaan laut. Banyak terdapat tempat wisata di kawasan ini, di antaranya adalah Danau Laut Tawar, Gua Puteri Pukes, dan Pantan Terong. 

Pantan Terong adalah dataran tinggi di sebelah barat Takengon. Jalan menuju ke tempat ini bisa dilalui oleh mobil dan cukup membuat merinding karena ada bagian jalan yang menanjak cukup tinggi dan sisinya langsung berhadapan dengan jurang. Dari ketinggian ini, kita bisa melihat kota dan danau takengon. Sayang, pada saat kami kesana, cuaca cukup berkabut sehingga danau tidak terlihat jelas. Namun tak mengurangi keindahannya









Mengelilingi danau laut tawar bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam, dan jalan cukup bagus. Banyak tempat-tempat wisata di pantai danau yang sangat nyaman untuk tempat bersantai dan bermain dengan keluarga. 





Pantai Ujung Paking adalah objek wisata di bibir pantai danau laut tawar. Objek wisata ini memiliki taman yang luas dan asri. Jalan ketempat ini cukup kecil, hanya untuk satu mobil dan cukup curam. Tetapi ketika anda sampai kebibir pantai, anda akan disuguhi pemandangan yang indah.










Banyak taman rekreasi kecil di pantai danau ini, yang rata-rata milik penduduk. Harga tiket cukup terjangkau dan anda juga bisa mandi di danau ini jikalau anda sanggup menahan dinginnya air danau.




Gua Loyang Koro terletak desa toweren, kecamatan laut tawar sekitar 7 km dari kota Takengon. Gua ini terletak di kaki bukit Birahpanyang, sekitar 15 meter dari bibir pantai dengan kedalaman 20 meter.




Air terjun Mengaya terletak di Desa Mengaya, Kecamatan Bintang, Takengon. Akses jalan menuju air terjun ini bisa dilewati mobil sepanjang 1,5 km.





Water boom
Saya tidak dapat membayangkan, bahwa dikota kecil dan dingin ini memiliki salah satu objek wisata yaitu waterboom. Namun karena penasaran akhirnya kami pun berkunjung kesana, lumayan..dengan tiket masuk yang lumayan murah dibandingkan water boom dikota besar, hanya saja saya tidak akan mencoba datang untuk yang kedua kalinya, karena hanya 10 menit saya berada didalamnya itupun dengan paksaan dan rengekan sikecil untuk turun kedalam kolam, sekujur tubuh saya sudah menggigil dan mengeriput. Dingin sekali..


Disamping beberapa kawasan wisata diatas, ada satu acara yang sangat menarik perhatian masyarakat di dalam daerah maupun di luar daerah ini adalah acara pacuan kuda yang biasanya diadakan pada pertengahan bulan Agustus untuk menyambut dan merayakan hari Kemerdekaaan Republik Indonesia Namun sayang, sebelum acara tersebut, saya harus pindah lagi dari Takengon.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar